Thursday, May 14, 2009

The Killers - Day & Age (ALBUM) (2008)


Sebagai musisi, eksperimen adalah kata yang akrab ditemui. Mengolah lirik dan aransemen lagu menjadi hal wajar untuk dilakukan. Beragam respons pun pasti bermunculan. Baik yang positif maupun negatif. Hal itu juga yang sedang dialami The Killers. Namun, Brandon Flowers dkk tidak memedulikannya.

Yang menuai kritik tajam adalah album mereka, Day & Age. Salah satu single-nya, Human, banyak diprotes pendengar. The Killers dianggap mencontek gaya musik Pet Shop Boys. Tapi, Flowers dkk punya pendapat sendiri. Mereka mengaku sangat ter-influence, bukan menjiplak.


Saat pembuatan, The Killers memang berkeinginan untuk menggabung gaya Pes Shop Boys dengan Johnny Cash. Band itu berdiskusi dengan produsernya, Stuart Price. Dia adalah orang di balik panggung yang juga bekerja sama dengan Madonna.

Day & Age resmi dirilis pada November 2008. Track andalan, Human, beredar sejak 22 September 2008. Untuk lagu, banyak yang mengusung melodi rancak ala Hot Fuss. Nuansa Sam’s Town juga masih terasa kental. The Killers menyebut Day & Age masih mempunyai benang merah dengan Sam’s Town. Musiknya sangat terinspirasi Bowie, Pet Shop Boy, dan Roxy Music. Yang pasti, unsur pop sangat mendominasi.

Secara kesuluruhan, tema yang diangkat album tersebut lebih universal. Seperti pada lagu Spaceman, Neon Tiger, This Is Your Life, dan Dustland Fairytale. Musiknya memang masih sangat The Killers. Namun, sangat terasa warna bossanova-pop dan pop-funk-nya.

Campur tangan Price juga memberi dampak positif. The Killers lebih berani memakai berbagai bunyi-bunyian baru. Seperti steel drum, saxophone, nuansa Faux African, dan harpsichords (piano abad ke-16 hingga ke-18-an). “Kami akui album ini memang poppy dan banyak eksperimen. Kami hanya mau bersenang-senang. Aku harap fans juga ikut fun dengan album ini,” ujar Flowers.

Secara lirik, banyak hal yang dibahas Day & Age. Ada yang filosofis seperti spaceman. Liriknya berkisah tentang pengalaman Flowers yang banyak kehilangan waktu begitu saja. Bahkan, saat menyanyi, dia merasakan kekosongan dalam dirinya. “Liriknya membuat kita membayangkan bagaimana seandainya kita diajak bangun, lalu otak kita dicuci, dan ada rasa aneh di kepala,” ujar Keuning, gitaris.

Lirik lain yang menggelitik adalah chorus dari single Human. Isinya seperti ini, “Cut the cord/ Are we human/ My sign is virtual/And my hands are cold/ Are we human, or are we dancer?” Lirik itu adalah respons dari isu sosial yang dilontarkan Hunter S. Thompson. Pencetus Gonzo Journalism tersebut berpendapat bahwa Amerika Serikat sudah dipenuhi generasi dancer.

Pembuatan album itu tergolong unik. Kontak antara The Killers dan Price sering dilakukan lewat interntet. Mereka memang jarang ketemu. Sebab, tempat tinggal dua kubu itu berjauhan. Price di Inggris, sedangkan The Killers di Las Vegas, Amerika Serikat.

Sistemnya, The Killers membuat demo dan dikirim lewat e-mail ke Price. Jika sudah mendengarnya, Price langsung menelepon mereka untuk membahasnya. Begitu terus hingga album tersebut selesai. “Stuart baru terbang ke studio untuk finishing,” jelas Flowers, vokalis yang identik dengan eye-liner itu. Artwork album dikerjakan artwork designer Paul Normansell.

DID YOU KNOW
The Killers tampaknya akrab dengan bencana. Mereka pernah merasakan gempa bumi selama merekam lagu Believe Me Natalie di Lizard King yang mengakibatkan Vannuci jatuh dari kursinya. Flowers dkk juga pernah menghadapi kebakaran di Simi Valley, California. Saat itu, mereka sedang merekam Change Your Mind untuk album Hot Fuss versi Amerika. The Killers hampir benar-benar tamat ketika jet pribadi mereka melewati batas saat mendarat pada Desember 2003.

Brandon Flowers identik dengan eye liner saat manggung. Kebiasaan tersebut bermula saat dia masih berumur 15 tahun. Ketika itu, ada seorang gadis memaksanya ke kamar mandi dan memberinya eye liner. Flowers sangat menyukainya. Sampai sekarang, style tersebut menjadi trademark-nya.

Flowers punya banyak sekali fobia, termasuk fobia terbang, kekerasan, dan angka 621. Tiap seminggu sekali, dia harus ke ahli terapi untuk masalahnya tersebut.

Sebelum naik ke atas panggung, The Killers punya ritual kecil yang selalu mereka lakukan. Mereka berangkulan membentuk lingkaran, kemudian kaki mereka saling tos seperti pelatih sepak bola menyemangati anak didiknya. Kebiasaan itu mereka sebut The Cuddle.

The Killers - Day & Age Album

Photobucket


Related Posts :